Penyembah Berhala yang Bertaubat



Dalam kitab Qesheha-e Gulestan wa BustSan karya Sa'di, sang penyair ternamaridha Allah atasnya— disebutkan bahwa seorang penyembah berhala berkata, "Sudah bertahun-tahun aku menyembahmu, telah kuhabiskan umurku yang berharga dalam menyembahmu, dan tidak kupalingkan wajahku kepada selainmu, tetapi baru sekarang dan untuk pertama kalinya aku meminta suatu hajat kepadamu."
Dia menyendiri dengan berhalanya itu dan memohon kepadanya sambil merintih dan menangis. Untuk membuat berhalanya memberikan restu kepadanya sehingga dapat berbuat sesuatu untuknya, dia menjatuhkan diri ketanah di hadapan sang berhala sambil menundukkan wajah ke tanah. Dan untuk yang kedua kalinya, dia mengulangi ucapannya, "Wahai berhala, tolonglah aku... sudah berhari-hari aku datang padamu sambil pasrah seperti ini dan memohon hajat, tetapi engkau belum memberikan jawaban; tak berbuat apa-apa dan kau tak menyelesaikan masalah yang kuhadapi."
Akan tetapi, berhala itu tetap dingin dan membisu bagaikan batu. Dia terus memandanginya, tetapi si berhala tidak melihatnya. Namun, dia berangapan kalau mata berhala itu terus mengawasinya. Apa yang dapat diperbuat oleh seonggok berhala?
Bagaimana berhala dapat mengabulkan
semua permohonan manusia!
Kalau dia sendiri tak mampu menyingkirkan
seekor lalat dari tubuhnya!
Si penyembah berhala itu sudah mulai tak sabar dan ingin berbuat kurang ajar kepada berhala itu. Akhirnya, dia pun mencibirnya dan berkata, "Hai berhala sialan! Sudah bertahun-tahun aku me­nyembahmu. Kalau kau tak mengabulkan hajatku, aku akan berpaling kepada Allah:
Sambil marah dia berkata, hai yang teguh
dalam kesesatan!
Bertahun-tahun kusembah engkau dalam
kebatilan
Kabulkanlah hajatku yang kuhaturkan
Kalau tidak, kepada Tuhanlah hajatku kan kumintakan
Dalam sekejap, si penyembah berhala meninggalkan sesembahan berhala itu dan menuju Tuhan yang Maha Shamad (tempat bergantung), dari musyrik menjadi muwahhid, dari taubat internal menuju taubat yang sebenarnya.
Janganlah bersandar dan bergantung pada berhala, hadapkanlah wajahmu kepada Allah. Mintalah hajatmu kepada-Nya, tatapkanlah seluruh hati dan jiwamu kepada Allah Swt. Kalau sampai sekarang kau masih menyembah berhala dan memohon kepadanya, maka hancurkanlah berhala itu dari iubuk hatimu yang paling dalam. Hinakan dia dan palingkan wajahmu darinya serta hadapkanlah kepada Allah.
Apa yang terjadi dalam diri si penyembah berhala adalah taubat sebenarnya kepada Allah. Tiba-tiba, dia mendengar jawaban; belum lagi bangkit dari hadapan kaki si berhala, dia sudah mendapatkan semua hajat yang dimohonkannya.
Wajahnya masih runduk ke tanah di hadapan
berhala ternoda
Ketika hajatnya dikabulkan oleh Tuhan Yang Mahasuci


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lafadz ‘amm dan Khash

kaedah ad-dharûrah yuzalu

Dzahir Dalalah dan Khafi Dalalah