Makalah Tarekat
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Perkembangan Tarekat di Indonesia sekarang tentu tidak lepas dari
sumber ajaran Islam bersasal yaitu di jazirah Arab, tempat di mana makhluk
ciptaan Allah yang paling mulia diantara seluruh makhluk yaitu Baginda
Rasulullah SAW. Kemudian estafet Tarekat diteruskan sampai masa Khalifah ar
Rasyidin dan sampai saat ini khususnya Indonesia tarekat beragam-ragam.
Tarekat berasal dari bahasa arab, tarekat artinya jalan. Kemudian
mereka maksudkan sebagai jalan menuju Tuhan. Pengertian Tarekat menurut
pandangan para Ulama Mutashawwifin ialah jalan atau petunjuk dalam melaksanakan
suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw dan yang
dicontohkan oleh beliau dan para sahabatnya serta Tabi’in, Tabi’it Tabi’in dan
terus bersambung hingga kepada paara guru-guru, ulama, Kyai-kyai secara
bersambung hingga sekarang ini.
Dalam
ilmu tasawuf, istilah tarekat itu tidak saja ditunjukkan kepada aturan dan
cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang Syekh tarekat dan bukan pula
terhadap kelompok yang menjadi pengikut
salah seorang Syekh tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran-ajaran yang
ada dalam agama Islam, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya yang
semuanya adalah merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah.
Sedangkan dalam tarekat yang sudah melembaga bahwa tarekat itu
adalah mencakup semua aspek ajaran Islam seperti shalat, puasa, zakat, puasa,
jihad, haji dan lain-lain dan pengalaman seorang Syekh, tetapi semua itu
terikat dengan untunan dan bimbingan seorang Syekh melalui bai’at.
Sebagaimana telah diketahui bahwa tasawuf itu secara umum adalah
usaha mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin dengan melalui pensucian
rohani dan memperbanyak ibadah. Usaha medekatkan diri ini biasanya selalu
dibawah bimbingan seorang guru atau Syekh. Ajaran-ajaran tasawuf yang merupakan
jalan yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri itu kepada Allah, itulah
sebenarnya tarekat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tasawuf itu adalah
usaha mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan tarekat itu adalah cara dan
jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri itu kepada Allah.
Tarekat saat ini merupakan salah satu khazanah umat Islam yang
telah mendunia. Tengok saja fenomena Tarekat Naqsyhabandiah Haqqaniyyah di
Amerika Serikat yang dibawa oleh Syaikh Muhammaad Hisham Kabbani Al-Hasani asal
Cyprus dan Tarekat Syadziliyyah di Eropa yang deperkenalkan oleh Syaikh
Muhammad bin Ibrahim Al-Yaqubi Al-Hasani asal Damaskus,Suriah. Meski perlahan
pertumbuhan kedua tarekat sangat signifikan dan mengembirakan.
Di Indonesia sendiri aktivitas tarekat telah dikenal sejak awal
mula masuknya Islam ke Nusantara. Rentang waktu yang telah dilalui kaum tarekat
yang membentang melintasi puluhan generasi tentu menjadi objek yang menarik
untuk dikaji. Sebab bisa dipastikan mereka pasti terlibat dan mempunyai andil
besar dalam dinamika pertumbuhan Islam di Nusantara.
Tujuan
Pembahasan
Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tarekat di Indonesia.
.Perumusan
Masalah
Bagaimana
Sejarah perkembangan tarekat di Indonesia.
Metode
dan Teknik Penulisan
Penulisan
makalah ini menggunakan kajian Daftar Pustaka yang dicari dari berbagai sumber
literatur buku..
Manfaat
Penulisan
Manfaat
penulisan adalah agar pembaca dapat mengetahui apa itu tarekat dan sejarah
perkembangannya di Indonesia dan semoga pembaca dan penulis lebih arif dalam
menjalani hidup ini.
BAB II
Sejarah Pertumbuhan Tarekat
Ajaran
Islam dibawa oleh Nabi Muhammad yang pada masa awal dilaksanakan secara murni.
Keika Rasulullah wafat, cara beramal dan beribadah para sahabat dan tabi’in
masih tetap memelihara dan membina ajaran Rasul, disebut amalan salaf
al-shalih.
Pada
abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi dilanjutkan mulai
ada formalisasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf. Tasawuf
terus berkembang dan meluas dan mulai terkena pengaruh luar. Salah satu
pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India maupun Persia.
Muncullah sesudah abad ke-2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan
amalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Alla. Para sufi
kemudian membedakan pengertian –pengertian syariah,tarekat,hakikat dam
makrifat. Menurut mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir,
tarekat untuk memperbaiki amalan-amalan batin [hati], haqiqat untuk mengamalkan
segala rahasia Alla baik zat, sifat maupun perbuatanNya.1 Orang yang telah sampai ketingkat makrifat
dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya disebut karamat atau supranatural,
sehingga dapat terjadi pada dirinya hal-hal luar biasa yang tidak terjangkau
oleh akal, baik dimasa hidupmaupun sesudah meninggal. Syaikh Abdul Qadir
Jaelani [ 471-561/1078-1168] menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi
disebut quthub al auliya [ wali quthub].
Pada
abad ke-5 Hijriyah atau 13 masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan
kegiatan kaum sufi sebelumny. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah tarekat
selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada
abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara-upacara
ritual masing-masing. Biasanya syaikh atau mursyid mengajar murid-muridnya
diasrama latihan rohani yang dinamakan rumah suluk atau ribath.
Mula-mula
muncul tarekat Qadariyah yang dikembangkan oleh Syaikh Abdul Qadir di Asia
Tengah Tibristan tempat kelahiran dan operasionalnya, kemudian berkembang ke
Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke Indonesia, Malaysia, Singapura,
Thailand, India,Tiongkok. Muncul pula Tarekat Rifa’iyah di Maroko dan Aljazair.
[1]Disusul
Tarekat Suhrawardiyah di Afrika Utara, Afrika Tengah, Sudan dan Nigeria.
Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan cepat melalui murid-murid yang
diangkat menjadi khalifah, mengajarkan dan menyebarkan ke negeri-negeri Islam,
bercabang dan beranting sehingga banyak sekali.
Organisasi
tarekat pernah mempunyai pengaruh yang sangat besar di dunia islam. Sesudah
khalifah Abbasiyah runtuh oleh bangsa Mongol tahun 1258 M, tugas memelihara
kesatuan Islam dan menyiarkan Islam ke tempat-tempat yang jauh beralih ke
tangan kaum sufi, termasuk ke Indonesia.2 Ketika berdiri Daulah
Usmaniyah, peranan tarekat [Bahtesyi] sangat besar baik dalam bidang politik
maupun militer. Demikian juga di Afrika Utra, peranan Tarekat Sanusiyah sangat
besar terutama di negeri Aljazair dan Tuniia, sedangkan di Sudan berpengaruh
Tarekat Syadzaliyah. Khusus di Indonesia, pengembagan Islam pada abad ke-16 dan
selanjutnya, sebagian besar adalah atas usaha kaum sufi sehingga tidak heran
apabila pada waktu itu pemimpin-pemimpin spiritual Islam di Indonesia bukanlah
ahli syariah melainkan syaikh tarekat.3
Ada
sebuah teori yang diyakini banyak sejarawan bahwa Islam mulai berakar di
Nusantara dibawah perjuangan para sufi pengembara yang sering disebut sebagai
“pedagang setengah hati”. Para sufi yang juga merangkap pedagang berhasil
membumikan Islam Nusantara setidaknya pada abad ke-13-14.Tepatnya setelah
kehancuran Baghdad pada tahun 1258 yang menyebabkan dunia intelektual terpuruk
kehilangan jati dirinya.4
Secara
teoritis, proses asimilasi antara nilai tasawuf dengan kebudayaan setempat
tidak mengalami kesulitan yang berarti karena keduanya mempunyai titik singgung
yang sama yaitu pada ajaran asketisme dan sinkretisme. Hal ini karena sebelum
Islam dating, tradisi-tradisi Hindu-Budha di Nusantara seudah kental dengan
nilai-nilai tersebut, sehingga prasyarat kultural bagi pertemuan slam yang
bercorak tasawuf dengan tradisi lokal. Inilah sebuah proses yang oleh
Kunowijoyo disebut sebagai “Indonesianisasi”.5[2]
Momentum yang paling mungkin terjadinya tarekat dapat dilacak pada
abad ke-18 ketika barbagai tarekat telah memperoleh pengikut yang tersebar luas
di Nusantara.6 Namun demikian perlu dicatat bahwa abad-abad
Islamisasi di Asia Tenggara berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad
pertengahan dan pertumbuhan tarekat. Dengan demikian, kalau Islam di Nusantaara
berkembang secara massif pada abad ke-13 dan 14, kita bias berasumsi bahwa
corak Islam yang berkembang saat itu adalah corak Islam sufi[3]
Melalui
penelusuran syair-syair Hamzah Fansuri, Martin Van Bruneissen juga
berkesimpulan bahwa Hamzah Fansuri adalah orang Melayu yang dapat diketahui
secara pasti menganut tarekat Qadiriyah.7 Dengan penemuan ini dapat
dipastikan bahwa tarekat Qadariyah adalah tarekat pertama yang sampai ke
Nusantara. Ada indikasi kuat tarekat ini bertahan di Aceh sepeninggal Hamzah.
Ketika Yusuf Makasari singgah di Aceh dalam perjalannyadari Sulawesi ke Mekkah,
sekitar tahun 1645, dia masuk tarekat Qadiriyah.8 Melalui karya
Syekh Yusuf Makasar Safinat-al-Najat, data mengenai silsilah tarekat al-Raniri
dapat diketahui. Al-Raniri merupakan penganut tarekat Rifa’iyah yang diinisiasi
oleh gurunya Ba syaiban, ternyata dia juga mempunyai silsilah tarekat Aydarusiyah
dan Qadiriyah.
Mulai
abad ke-18 murid-murid Jawi di Haramain sangat tertarik kepada pelajaran yang
dikembangkan oleh seorang Ulama sufi yang sangat kharismatik, Muhammad Abd
al-Karim al-Saman [1718-1775] di Madinah. Al-Saman dibaiat menjadi pengikut
berbagai tarekat disamping Khalwatiyah [terutama Qadiriyah, Naqsabandiyah, dan
Syadziliyah].
Hingga
sekarang terdapat pusat-pusat terekat di jawa seperti Jombang, Mreggen Dema,
Popongan Klaten, Pekalongan, Cirebon dan Tasikmalaya. Tarekat-tarekat di
wilayah-wilayah tersebut juga mengalami perubahan melalui penggabungan
ajaran-ajaran terekat yang berlainan. Maka muncullah diwilayah ini
tarekat-tarekat gabungan seperti Qadariyah Naqsabandiya, Khalidiyah dan
lain-lain.
Tarekat
yang berkembang di Indonesia
1.
Tare[4]kat
Qadariyah
Qadariyah
adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya, ysitu Abd ad Qadir
Jilani, yang terkenal dengan sebutan Syaikh Abd al Qadir Jilani al-ghawst atau
quthb al-awliya. Tarekat ini menempati posisi yang amat penting dalam sejarah
spiritualitas Islam karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi
tarekat, tetapi juga cikal bakal munculnya berbagai tarekat di dunia Islam.
Kendati struktur organisasinya baru muncul beberapa decade setelah kematiannya,
semasa hidup sang Syaikh telah memberikan pengaruh yang amat besar pada
pemikiran dan sikap umat Islam. Dia dipandang sebagai sosok ideal dalam
keunggulan dan pencerahan spiritual. Namun, generasi selanjutnya mengembangkan
sekian banyak legenda yang berkisar pada aktivitas spiritualnya, sehingga
muncul berbagai kisah ajaib tentang dirinya.
2.
Tarekat Syadziliyah
Tarekat
Syadziliyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan pendirinya, yakni Abu al
Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama tarekat ini dinisbahkan kepada namanya
Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat
lain.
3.
Tarekat
Naqsybandiyah
Pendiri
Tarekat Naqsyabandiyah9 adalah seorang pemuka tasawuf terkenal
yakni, Muhammad bin Muhammad Baha al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi10
, dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara
tempat lahir Imam Bukhari.11 Ia berasal dari keluarga dan lingkungan
yang baik. Ia mendapat gelar Syaikh yang menunjukan posisinya yang penting
sebagai seorang pemimpin spiritual. Setelah ia lahir segera dibwa oleh ayahnya
kepada Baba al-Samasi yang menerimanya dengan gembira. Ia belajar tasawuf
kepada Baba al-Samasi ketika berusia 18 tahun.
Kemudia
ia belajar ilmu tarekat pada seorang quthb di Nasaf, yaitu Amir Sayyid Kulal
al-Bukhari. Kulal inilah ia pertama belajar tarekat yang didirikannya. Selain
ituNaqsyabandi pernah belajar juga pada seorang arif bernama al-Dikkirani
selama sekitar satu tahun. Ia pun pernah bekerja untuk Khalil penguasa
Samarkand, kira-kira selama dua belas tahun. Tarekat Naqsyabandiyah yang
menyebar di nusantara berasal dari pusatnya di Mekkah yang dibawa oleh para
pelajar Indonesia yang belajar di sana dan oleh para Jemaah haji Indonesia.
Mereka ini kemudian memperluas dan menyebarkan tarekat ini ke seluruh pelosok
nusantara.
4.
Tarekat
Khalwatiyah
Tarekat
Khalwatiyah di Indonesia banyak dianut oleh suku Bugis dan Makassar di Sulesi
Selatan atau di tempat-tempat lain dimana suku itu berada seperti di Riau,
Malaysia, Kalimantan Timur, Ambon, dan Irian Barat.
Nama
Khalwatiyah diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang Makasar abad
ke-17, Syaikh Yusuf alMakassari al Khalwati [ tabarruk terhadap Muhammad [Nur]
al Khalwati al Khawa Rizm yang sampai sekarang masih sangat dihormati.Sekarang
terdapat dua cabang terpisa dari tarekat ini yang hadir bersama. Keduanya
dikenal dengan nama tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Pengikut
kedua cabang tarekat ini secara keseluruhan mencakup 5% dari penduduk provinsi
yang berumur diatas 15 tahun; pengikut yang berada di Maros mencapai dua
pertiga dari jumlah penduduk dewasa di daerah tersebut.
5.
Tarekat
Syattariyah
Tarekat
Syattariyah merupakan salah satu jenis tarekat terpening dalam proses
islamisasi di dunia Melayu-Indonesia-sejauh ini diketahui bahwa persebarannya berpusat
pada satu tokoh utama, yakni Abdurrauf al-Sinkili di Aceh. Melalui sejumlah
muridnya,ajaran tarekat Syattariyah
kemudian tersebar keberbagai wilayah di dunia Melayu-Indonesia.
6.
Tarekat
Sammaniyah
Tarekat
Sammaniyah didirikan oleh Muhammad bin Abd al-Karim al-Madai al-yafi’i al
Samman [1130-1189/1718-1775]. Ia lahir
di Madinah dari keluarga Quraisy. Di kalangan murid dan pengikutnya, ia lebih
dikenal dengan al-Sammani atau Muhammad Samman. Syekh Samman sebenarnya tidak
hanya meguasai bidang tarekat saja tetapi bidang-bidang ilmu Islam lainnya..
Mungkin
dapat dipastikan bahwa didaerah Sulawesi Selatan lah tarekat Sammaniyah masih
banyak para pengikutnya hingga kini. Selain di Sulawesi Selatan, denyut
kehidupan meriah tarekat Sammaniyah juga terjadi di Kalimantan Selatan. Daerah
yang merupakan asal dari M.Arsyad Al-Banjari, yang menjadi murid Syaikh Samman.
7.
Tarekat
Tijaniyah
Tarekat
Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al Tijani [1150-1230H/1737-1815]
yang lahir di Ain Madi,Aljazair Selatan, dan meninggal di Fez, Maroko, dalam
usiaa 80 tahun.12 Syaik Ahmad Tijani diyakini oleh kaum Tijaniyah
sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak
keramat,13 karena didukung oleh faktor geneologis, tradisi keluarga,
dan proses penempaan dirinya
.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ø Berdasarkan penjelasan di atas
perkembangan Tarekat di Indonesia sekarang tentu tidak lepas dari sumber
ajaran Islam bersasal yaitu di jazirah Arab, tempat di mana makhluk ciptaan
Allah yang paling mulia diantara seluruh makhluk yaitu Baginda Rasulullah saw.
Ø Sebagaimana telah diketahui bahwa tasawuf itu secara umum adalah
usaha mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin dengan melalui pensucian
rohani dan memperbanyak ibadah. Sedangkan tarekat adalah ajaran-ajaran tasawuf
yang merupakan jalan yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri itu kepada
Allah.
Ø Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi dilanjutkan
mulai ada formalisasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf Pada
abad ke-5 Hijriyah atau 13 masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan
kegiatan kaum sufi sebelumnya tarekat dapat dilacak pada abad ke-18 ketika
barbagai tarekat telah memperoleh pengikut yang tersebar luas di Nusantara.
Ø Tarekat yang berkembang di Indonesia
o
Tarekat
Syadziliyah
o
Tarekat
Naqsybandiyah
o
Tarekat
Khalwatiyah
o
Tarekat
Syattariyah
o
Tarekat
Sammaniyah
o
Tarekat
Tijaniyah
[1] Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat
[Uraian tentang Mistik], Jakarta: Fa H.M.Tawi & Son, 1966], h. 5
[2]
Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan,
[Bandung: Rosdakarya, 1999],cet.I, h. 34
3 A.Mukti, Alam
Pikiran Islam Modern di Indonesia, [Yogyakarta: Nida, 1971], h. 5.
4 Untuk
perdebatan teori mengenai masuknya Islam di Nusantara, lihat Azyumardi,Jarngan
Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII-XVIII: Melacak Akar
–akar Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia,Mizan<Bandung,cet.
4,1998, hal. 35.
5Istilah ini
digunakan untuk menunjukan bahwa proses Islamisasi di Indonesia berlangsung
melalui proses adaptasi nilai dan tradisi Islam dengan Indonesia.Lihat
Kuntowijoyo, Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi, Bandung,
1996
6Matsuki HS,”Neo
Sufisme di Nusantara; Kesinaambungan dan Perubahan “ dalam Ulumul
Qur’an,No.6/VII/1997,hal.56.
7 Salah satu bait
syair tersebut adalah Hamzah nan asalnya Fansuri/Mendapat wujud di tanah Syahr
Nawi/berolehkhilafat ilmu yang ali/daripada Abdul Qadir Jailani, lihat Martin
Van Bruneissem, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat,Mizan, Bandung, cet. III,
1999, hal. 207.
8Dalam hal ini
Martin mengacu pada risalah syekh Yusuf, Safinat al-Najat. Lijat Ibid,
hal. 207-208. Untuk selanjutnya penelusuran akar tarekat Nusantara ini periksa
penelusuran Mastuki HS. Dalam tulisannya “Neo Sufisme;Kesinambungan dan
Perubahan’,Ulumul Qur’an, No..6/VII/1997.
9 Diambil dari nama
pendirinya Baha al Din Naqsabandi. Dalam dunia tarekat diakui bahwa pendiri
tarekat adalah para tokoh yang mensistematiskan ajaran-ajaran, metode,ritus,dan
amalan secara eksplisit tarekat tersebut.Tetapi tokoh tersebut tidaklah dipandang sebagai pencipta tarekat
tersebut. Tetapi tokoh tersebut tidaklah dipandang sebagai pencipta tarekat
itu, melainkan hanya mengolah ajaran-ajaran yang telah diturunkan kepada mereka
melalui garis keguruan terus sampai kepada Nabi sendiri.
10 Naqsaband
secara harfiah berarti “pelukis,penyulam’penghias”.Jika nenek moyang mereka
adalah penyulam, nama itu mungkin mengacu pada profesi keluarga; jika tidak hal
itu menunjukan kualitas spiritualnya untuk melukis nama Allah di atas hati
seorang murid.
11H.A.Fuad Said,
Hakikat Tarekat Naqsyabandiyah,,Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996, h. 23
13Keramat dalam tradisi sufi dikenal
sebagai kejadian luar biasa yang diluar adat kebiasaan tanpa ada yang mampu
menandingi.Keramat biasa diberikan kepada wali. Lihat Muhammad Yuuf an-Nabhani,
Hujjat Allah ala al-Alamin, [Berikut: Dar al-Fikr, t.th.], h. 10.
Komentar
Posting Komentar