I'jazul Qur'an
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Al-Quran secara harfiyah berarti "bacaan yang mempunyai
puncak kesempurnaan "dan biasanya tulisan al-qur an digandeng dengan
al-karim yang berarti "bacaan yang maha sempurna dan maha mulya "
1.Sebagai orang yang beriman hal itu kita harus yaqini kebenarannya karena keyakinan
terhadap kitap – kitab Allah merupakan rukun iman yang ke tiga setelah keimanan
akan keberadaan malaikat – malaikat Allah.
Kalau kita telusuri , mana ada sebuah bacaan yang dibaca
oleh orang yang mengerti artinya atu tidak mengerti artinya , sehingga dengan
itu bisa membuat hati tersentuh dan menangis ! Atau bacaan mana yang dipelajari
, dibaca dan dipelihara aneka macam bacaannya , sehingga ditetapkan tata cara
membacanya , baik panjang ataupun pendeknya dilam mengeluarkan huruf _ huruf
Al- qur an , bahkan sampai sikap dan etika membacanya pun mempunyai aturan
tersendiri .
Terlepas dari al- qur an sebagai bacaan yang mah asempurna
al-quran adalah sebuah mu'jizad yang diturunkan allah melalui malaikat jibril
kepada nabiyil ummiyi yang jadi seorang rasul yaitu nqabi Muhammad SAW. Karena
al=-qur an banyak mengandung keistimewaan yang tidak mungkin manusia ataupun
mahluq lain bisa membuat kibat yang mampu menandinginya .
Ironisnya, pada masyararakat kita banyak diantara mereka
yang hanya memfungsikan al-quran sebagai mu'jizat.
BAB
II
PEMBAHASAN
Secara asal harfiyah Al Qur’an berasal dari kata qarraa yang
berarti baca dan masdarnya ( kata benda ) yang berwazan fu'lanun sehingga
menjadi quranun yang berarti bacaan ,
atau lebih diartikan sebagai kitab yang dibaca dengan menjadikannya sebagai maful
(objek )
Sedangkan pengertian Al-Quran secara definitif yaitu firman
Allah yang di sampaikan oleh malaikat Jibril sesuai redaksinya kepada nabi
Muhammad SAW. Dan diterima oleh umat islam secara mutawatir .
Kata I'jaz ( kemukjizatan ) adalah menetapkan kelemahan . Kelemahan
menurut pengetian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan sesuatu , lawan dari
kemampuan .apbila kemukjizatan telah terbukti maka nampaklah kemampuan mu' jiz
( sesuatu yang melemahkan ) yang dimaksud I'jaz dalam pembicaraan ini adalah
menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai seorang rasul dangan
menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizat yang abadi , yaitu
Al Qur’an dan kelemahan generasi –
generasi sesudah mereka . Di dalam Al- Quran kata I'jaz digunakan dalam beberapa
bentuk sebanyak 25 kali ( bentuk kata yang bimaqsud adalah ajaza , I'jaza ,
muajizan ).
ASPEK-
ASPEK KEMU'JIZATAN AL-QURAN
Aspek kemu'jizatan Al-Quran dibagi menjadi empat yaitu ,
aspek kebahasaan isyarah ilmiyah , pemberitaan hal ghaib , dan tasri' i .
A. Segi Kebahasaan .
kemukjizatan Al- Quran
dari segi bahasanya bisa kita lihat dari tiga hal yaitu :
Pertama , Susunan Kata Dan Kalimat Al- Qur
an . jika kita perhatikan secara teliti dan cermat kata akan mendapatkan
bahwa dalam Al-Quran terdapat :
1. Nada dan
langgamnya . ayat- ayat Al Qur’ an
bukanlah syair atau puisi tetapi kalau kita dengar akan nampak keunikan dalam
irama dan ritmenya . hal ini pernah diteliti oleh cendikiawan inggris ,
marmaduke pickthall dalam the meaning of glorious qur an , ia menulis :
" Al-Qur an
mempunyai simponi yang tiada taranya dimana setiap nada – nada bisa
menggerakkan manusia untuk menangis dan bersuka cita "
Hal ini disebabkan
oleh huruf dari kata – kata yang dipilih melahirkan keserasian bunyi dan
kemudian kumpulan kata – kata itu melahirkan pula keserasian irama dalam
rangkaian kalimat ayat- ayatnya .
2. Singkat dan padat
. Dalam Al-Qur’an banyak kita jumpai ayat- ayatnya singkat tetapi padat artinya
, sehingga menyebabkan berbagai macam
pemahaman dari setiap mereka yang membacanya , salah satu contoh dalam ayat :
" dan Allah
memberi rizki kepada orang yang di kehendakinya tanpa batas "
Ayat tersebut memberikan
beberapa pemahaman seperti Allah memberikan rizki kepada seseorang tanpa yang
bersangkutan dihitung secara detail amal- amalnya . Ada juga yang memahami
bahwa Allah memberi rizki kepada seseorang tanpa yang diberi rizki tersebut
dapat menduga kehadiran rizki itu dan masih banyak pemahaman lainnya dari ayat
– ayat pendek diatas.
3. Memuaskan para
pemikir dan kebanyakan orang . Bagi orang awam , ayat Al-Qur an mungkin terasa
biasa , tetapi bagi para filosof dengan ayat yang sama akan melahirkan
pemahaman yang luar biasa . salah satu contohnya QS. Yasin (36) : 78-79 .
"dan
ia membuat perumpamaan bagi kami dan dia lupa kepada kejadiannya ; ia berkata
" siapakah yang dapat menhidupkan tulang belulang , yang telah hancur luluh
? (78) katakanlah ; "ia akan dihidupkan oleh tuhan yang mnenciptakannya
kali yang pertama , dan dia maha mengetahui tentang ssegala mahluq . (79) .
Ayat diatas akan
terasa biasa bagi kejanggalan dengan awwam , tetapi berbeda dengan pemahaman
filosof muslim Al kindi yang menyatakan bahwa keberadaan kembali Sesutu setelah
pemunahannya adalah bisa atau mungkin terjadi katna menghimpun sesuatui yang
telah berpisah – pisah atau mengadakan sesuatu yang tadinya belum pernah ada
lebih mudah dari pada mewujudkannya perta kali . walau bagi Allah tidak ada
istilah" lebih mudah dan lebih sulit" .
1. memuaskan akal dan
jiwa . salah satu contohnya ketika Al-Qur an mewajibkan puasa dalam firman Allah
.
" Hai orang –
orang yang beriman , diwajibkan atas kamu berpuasa "
Ayat diatas tidak
menyatakan " Tuhan mewajibkan atas kamu tetapi "di wajibkan atas kamu
" hal ini mengisyaratkatkan bahwa manusia sendiri yang akan mewajibkan
dirinya untuk berpuasa disaat ia menyadari betapa pentingnya mamfaat berpuasa .
dari sini bisa kita lihat betapa Al Qur’an telah menyentuh akal dan jiwa mitra
pembacanya .
2. Keindahan dan
ketepatan maknanya, salah satu contohnya dalam firman Allah .
"
dan apa bila dikatakan kepada mereka :"berimanlah kepada Al- Qur’an yang
diturunkan Allah ," mereka berkata
: " kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami :" dan
mereka kafir kepada al-qur an yang diturunkan sesudahnya , sedang al qur an itu
adalah ( kitab ) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka "
Kandungan ayat diatas mengandung tiga hal pokok : pertama
peryataan yang merupakan nasehat kepada orang yahudi agar mereka percaya pada
Al- Qur an . kedua jawaban mereka yang mengandung dua maksud utama . ketiga
lanjutan ayat merupakan tangkisan dari kedua jawaban itu dari berbagai segi .
ayat tersebut secara ringkas mengatakan . " percayalah kepada Al-Qur an
sebagai mana kalian telah percaya . bukankah kalian telah mempercayai taurat
yang telah di bawa oleh nabi Musa AS karena kitab suci itu diturunkan oleh
allah ?"
Kedua
adalah Keseimbangan
Redaksinya . disini akan kami ringkas tentang keseimbangan redaksi Al Qur’an
seperti di bawah ini .
1. Keseimbangan
antara jumlah kata dengan antonimnya .
- . Al hayat ( hidup)
dengan Almaut ( mati ) masing – masing 145 kali .
- . Al har ( panas )
dengan Al bard ( dingin ) masing – masing 4 kali .
2. Keseimbangan
jumlah bilangan kata dengan sinonimnya .
- Al hars dan Al
ziraah ( membajak / bertani ) masing- masing 14 kali .
- Al jahr Dan
alaniyah ( nyata ) masing – masing 16 kali.
3. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk pada akibatnya .
- Al infaq ( sedekah
) dengan Al ridha ( kerelaan ) maing – masing 73 kali
- Al buhl ( kekikiran
) dengan Al khasarah ( penyasalan ) masing – masing 12 kali.
4. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan kata penyababnya .
- Al israf (
pemborosan ) dengan Al sur ah ( ketergesa – gesaan ) masing- masing 23 kali .
- Al isra ( tawanan )
dengan Al harb ( perang ) masing – masing 6 kali .
5. Keseimbangan
khusus .
- kata yaum ( hari )
dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali yaitu sebanyak hari – hari dalam setahun
- kata ayyam ( jamak
dari hari ) atau yaumani ( dua hari ) tersebut 30 kali sesuai jumlah hari dalam
sebulan .
Ketiga yaitu Kerincian Dan Katelitian
Redaksi Al Qur an . jika di lihat daari padangan pertama seakan – akan
mengandung keganjilan tetapi jika di telusuri secara mendalam akan di dapati
tujuan tertentu . seperti dalam kata as sam Pendengaran yang selalu disebut
dalam bentuk tunggal Abshar ( penglihatan – penglihatan ) yang selalu di sesut
dalam bentuk jama' , secara bergandengan dengan di awli assam ditemukan
sebanyak 3 kali . bagi pembaca yang telitui tentunya akan menganggap hal ini
bukanlah sesuatu yang kebetulan tetapi ada "sesuatu " di balik itu .
B. Segi Isyarah Ilmiyah .
Dalam membahas tentang isyarah ilmiyah dalam Al-Qur’an kita
selalu ingat bahwa Al Qur’an bukanlah kitab ilmiyah yang memberikan teori
secara mendetail tentang ilmu pengetahuan , tetapi yang di beritahukan Al Qur’an
hanyalah sebuah uraian singkat . bagi kalangan awam uraian tersebut biasa saja
tetapi bagi kalangan ilmuan uraian tersebut memiliki makna yang mendalam .
contohnya tentang gunung , zaghlul najar , ahli geologi muslim , menyatakan
bahwa di antara fungsi gunung tersebut dalam Al Qur’an adalah sebagai
stabilisator permukaan bumi agar tidak bergetar bersama kita . Dalam ayat yang
lain Allah juga mengatakan bahwa gunung berjalan seiring dengan awan seperti
dalam firmannya .
"
dan kamu lihat gunung – gunung itu kamu sangka ia tetab di tempatnya , padahal
ia berjalan sebagai jalannya awan ."
Menurut penelitian yang ada para ilmuan menyatakan bahwa
sekitar 300 juta tahun yang lalu , Afrika , Australia , India , dan Amerika Latin
berkumpul di suatu tempat . kemudian tejadi pergeseran karena aliran magma dan
mereka bergerak lambat saling memisah . Amerika Latin memisahkan diri dari Afrika
dan bergerak ke barat . Australia memisahkan diri dari antartika dan bergerak
ke utara , sedang India bergerak dan menabrak benua asia sehingga ia terangkat
menjadi himalaya . jazirah Arab memisahkan diri dari Afrika 5 juta tahun yang
lalu . Dalam hal ini gunung- gunung di tanah arab berjalan walau sangat lamban
seperti juga gerakan awan, sehingga jazirah arab setiap tahunnya melakukan
pergeseran sekitar 7 senti meter kemudian menabrak Iran , maka iran sering di
landa gempa dan gunungnya berlipat – lipat . itulah wujud gunung yang secara
dhahir ia diam di tempatnya tapi hakekatnya adalah berjalan dan penglihatan
kita tidak mampu melihatnya .
Itu hanya wakil dari sekian ayat yang menguraikan tentang
ilmu pengetahuan tentang tehnologi seperti tentang refroduksi manusia dalam
surat Alqiyamah (75) :36-39 tentang kejadian alam semesta dalam surat al
anbiya'(21) : 30 , tentang awan dalam surat al nur (24) : 43 , tentang pepohonan
yang menghijau dalam surat yasin (36) : 80 , tentang kalender syamsiyah dan
qomariyah dalam surat al kahfi (18) : 25 . dan lain sebagainya .
Dalam era kontemporer seorang ilmuan muslim HarunYahya ,
telah menyajikan kemukjizatan Al Qur’an tentang iptek secara apik dalam bentuk
buku atau cd flmnya , begitu juga dalam seminar internasional tetang iptek di IPTN Bandug pada tanggal 29
Agustus 1 Septmber 1994, telah dibahas
tentang mukjizat Al Qur’an dan As Sunnah tentang iptek yang di antara salah satu tujuannya adalah
menggagas lahirnya kesadaran kolektif umat islam akan pentingnya iptek yang
banyak di sebut dalam Al Qur’an .
C . Segi
Pemberitaan Ghaib .
Ghaib adalah sesuatu yang tidak di ketahui , tidak nyata
atau tersembunyi . ada sekian banyak hal yang tidak diketahui oleh manusia
dalam kehidupan ini , misalnya kapan terjadi kiamat, dan kapan datangnya
kematian dari sini ghaib terbagi menjadi
dua . ghaib nisbi dan ghaib mutlaq . Gaib nisbi berarti bahwa gaib bagi
seseorang tetapi bagi lainnya tidak , atau pada waktu tertentu gaib tetapi pada
waktu yang lain tidak lagi . Misalnya dulu orang mengetahuinya tetapi kini
setelah berlaku sekian waktu hal itu tidak lagi di ketahui , atau sebaliknya
dahulu orang tidak mengetahuinya tetapi kini telah mengetahui , sehingga tidak
gaib lagi . Sementra gaib mutlak yaitu gaib yang tidak dapat di ketahui selama
manusia berada di muka bumi ini , atau tidak mampu mengetahuinya sama sekali
tentang wujudnya , seperti hakekat Allah.1 [1]Al
Qur'an mengungkap sekian banyak hal yang ghaib diantaranya bisa
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Pertama
, ghaib tentang masa lampau yang sekarang
sebagian tidak dapat dibuktikan dan sebagian lagi dapat dibuktikan dan sebagian
yang lain masih belum diketahui . salah satu contohnya berita tentang tenggelamnya
dan selamatnya jasad Firaun . sebagai mana firman Allah SAW. Yang artinya:
" Maka pada hari
ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat mejadikan pelajaran bagi orang –
orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia legah dari
tanda – tanda kekuasaan kami." ( QS. Al – Qur’an 10 – 92 )
Dalam buku tafsir Al- Qur’an ada keterangan yang tertulis
bahwa Fir’aun tenggelam di laut Merah ketika megejar nabi Musa As dan kaumnya[2]
. Tetapi menyangkut keselamatan badannya merupakan suatu hal yag tidak
diketahui siapapun pada masa Nabi Muhammad bahkan dalam kitab perjanjian lama
dan perjanjian baru tidak disinggung sama sekali . Jenazah Firaun baru
diketemukan oleh purbakalawan[3]
. Loret, pada tahun 1896 M dalam bentuk mumi di wadi al-Muluk ( lembah para
Raja ) berada di daerah Thoba Luxor , di seberang sungai Nil , Mesir. Kemudian
pada tanggal 8 juni 1907 M, Elliot Smith Membuka Mumi firaun tersebut dan
ternyata jazadnya masih utuh. Pada Juni 1972 , ahli bedah Prancis, Mairice
Bucaile, mendapat ijin untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang mumi
tersebut dan menemukan bahwa Firaun meninggal dilaut . Ini terbukti dari bekas
– bekas yang memenuhi sekujur tubuhnya.[4]
Kedua , gaib masa
yang akan datang yang terbukti . Salah satu contohnya tentang kemenangan Romawi
setelah kekalahannya yang di sebut dalam Al- Qur'an surat Arrum ( 30) : 1-4.
yang artiya :
" Alif laam Miim
(1) Telah di kalahkan bangsa Romawi ( 2) Di Negeri yang terdekat Dan mereka
sesudah dikalahkan itu akan menang ( 3) Dalam beberapa tahun lagi bagi Allahlah
urusan sebelum dan sesudah ( meraka menang ) , Dan di hari ( kemenangan bangsa
Romawi ) itu bergembiralah orang – orang yang beriman ( 4) . "
Pada abad kelima dan
keenam Masehi terdapat dua Negara adikuasa , yaitu Negara Romawi yang beragama
Kristen dan bangsa Persia yang menyembah api. Persaingan dalam perebutan
kekuasaan antara keduanya sangat sengit sampai pada pertempuran besar . Romawi
memperoleh kekalahan dari Persia pada tahun 614 dan sesuai dengan prediksi Al
Qur'an tepat pada saat kegembiraan kaum Muslim memenangkan perang badar pada
tahun 622, bangsa Romawi memperoleh kemenangan dari Persia.
Dari
Segi Tasyri'
Sebagai Mahluk Sosial
, manusia membutuhkan mahluk lain dalam melangsungkan kehidupan ini. Maka untuk
mengatur kelangsungan hidup tersebut Al Qur'an memberikan aturan – aturan
tersebut dengan syariat. Dari sisi yang paling kecil yaitu dalam diri manusia Al
Qur'an memberikan aturan sehingga akidahnya menjadi mantap ( Qs. 6. : 102 )
setelah itu bertingkat ketingkat taqlif yang lebih tinggi yaitu kewajiban
beribadah kepada Allah seperti Sholat ( Qs, 22: 77 ) , Puasa ( Qs, 2: 182)
Zakat ( QS,23: 56) Kemudian aturan
tersebut meluas sampai pada sekup yang lebih luas yaitu kehidupan sosial
masyarakat dari keluarga sampai pada Negara.[5]
Secara sederhana bahwa Al- Qur'an merupakan undang – undang
pari purna yang menegakkan kehidupan manusia diatas dasar konsep yang palin
utama . Dan kita sebagai orang yang beriman tidak mengingkari bahwa Al Qur'an
telah memberi pengaruh besar yang dapat mengubah wajah sejarah dunia . maka
dari itu manna' al Qottan menjadikan tasyri' al –Qir'an sebagi bukti
kemukjizatan Al Qur’an, karenanya ia sejajar dengan kemu'jizatan Al Qur'an lainnya seperti , kebahasaan
, dan isyarat ilmiyah.[6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan
dan penutup , pemakalah ingin mengutip sebuah ayat al-Qur'an sebagai bahan
renungan bagi kita semua. Yang artimya :
" Alif laam miin
( 1) Kitab al – Qur'an ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa ( 2 ).
Dari pembahasan di
atas masihkah kita sebagai orang beriman meragukan keotentikan al- Qur'an ?
Masihkan kita tidak percaya bahwa al- Qr'an itu dating dari Allah , Tuhan yang
maha Tahu atas segalanya ? kalau kita masih ragu bagai mana al – Qur'an akan
bisa menjadi hudan bagi kita. Al – Qur'an akan menjadi hudan bagi mereka yang
memiliki hati yang salim, hati yang takut pada Allah smata, , Hati yang ketika
mengetemukan sesuatu yang luar biasa dalam al-Qur'an langsung mempercayainya.
DAFTAR PUSTAKA
[6] Mukhotim el Mukri
Dkk , Klasifikasi ayat- ayat al Qur'an bab Syariah dengan bab Akhlak ( Bandung
; Fa Sumatra, 1995 )
[2] Ibnu Kastir,
Tafsir Al- Qur'an Al – Azim, jilid 2 ( Kairo Darol Qalam li at Turast, T.T),
515
[3] M Quraish
shihab, Mukjizat 213 – 214: idem, lentera , 28
[5]
Manna' Khalil al –
Qattan , Studi Ilmu – ilmu al- Qur'an Litera Antar Nusa ) 275 – 280 .
[6]
Mukhotim el
Mukri Dkk , Klasifikasi ayat- ayat al Qur'an bab Syariah dengan bab Akhlak (
Bandung ; Fa Sumatra, 1995 )
Komentar
Posting Komentar