Manusia dan Cinta Kasih


Manusia dan Cinta Kasih

Cinta Kasih

Secara sederhana cinta bisa dikatakan sebagai paduan rasa simpati antara dua makhluk, yang tidak hanya terbatas antara wanita dengan pria. Cinta juga bisa diibaratkan cbagai seni sebagaimana halnya bentuk seni lainnya, maka dlpcrl ukan pengetahuan dan latihan untuk menggapainya.
            Cinta tidak lebih dari sekedar perasaan menyenangkan, untuk inr n^alaminya harus terjatuh ke dalamnya. Hal tersebut didasar-kan oleh berbagai pendapat berikut:
Pertama, orang melihat cinta pertama-tama sebagai masalah dli intai dan bukan masalah mencintai. Hal ini akan mendorong manusia untuk selalu mempermasalahkan bagaimana supaya dlcintai, atau supaya menarik orang lain.
Kcdua, orang memandang masalah cinta adalah masalah
Subjck, bukan masalah bakat. Hal ini mendorong manusia untuk
berpikir bahwa mencintai orang lain itu adalah soal sedcrhaha,
ing sulit justru mencari objek yang tepat untuk mencintai atau
diCintai
Ketiga, cinta tidak perlu dipelajari. Di dalamnya ada pencampuradukkan antara pengalaman mula pertama jatuh cintl dan keadaan tetap berada dalam cinta.

Sementara itu, Erich Fromm mengajukan premis cinta inij sebagai suatu seni. Sebagai suatu seni cinta memerlukan pel ngetahuan dan latihan. Cinta adalah suatu kegiatan, bukan merul pakan pengaruh yang pasif. Salah satu esensi dari cinta adalali adanya kreativitas dalam diri seseorang, terutama dalam aspell memberi dan bukan hanya menerima. Kata cinta mempunyal hubungan pengertian dengan konstruk lain, seperti kasih sayangl kemesraan, belas kasihan, atau pun dengan aktivitas pemujaanl

Secara longgar, kasih sayang dapat diartikan sebagai perasaarl sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang! Dalam kasih sayang paling tidak dituntut adanya dua pihak yanJ terlibat di dalamnya, yaitu seseorang yang mencurahkarl perasaan sayang, cinta atau suka, dan seseorang yang memper J oleh curahan kasih sayang, cinta dan suka. Dalam pengalamaii hidup sehari-hari, kehidupan seseorang akan memiliki arti jikJ mendapatkan perhatian dari orang lain. Jika demikian, perhatian! merupakan salah satu unsur dasar dari cinta kasih.

Pengertian kasih sayang menurut Purwadarminta adalah! perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merul pakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Unsur-unsur kasih sayang: tanggung jawab pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, salingl terbuka. Kasih sayang dapat dirasakan bukan hanya oleh suami-istri, anak-anak yang telah dewasa, tetapi dapat pula seorang bayi. Misalnya, anak pada saat menyusui digendong dengan di-nyanyikan lagu "nina bobo".
Bertolak dari kasus hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anaknya dapat dibagankan sebagai berikut:

ORANG TUA

AKTIF
PASIF
 AKTIF
intim, mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
orang tua kurang perhatian
PASIF
anak jadi takut, minder, ku­rang berani dalam masyara-kat, tidak berani menyatakan  pendapat, tidak mampu berdiri sendiri.
dingin, tidak ada kasih sayang
Berbagai bentuk illustrasi karya sastra yang berkisah tentang Kasih sayang, antara lain: Novel Anisah karya Yati Maryati Miharja mengishkan orang tua yang malu dengan kelahiran anaknya,
kemudian bayinya dibuang atau diserahkan kepada orang lain
(hal ini merupakan bentuk pelanggaran tehadap nilai kehidupan,
cinta, dan norma kemesraan); Novel Ihu Kita, Raminten
\ Muhammad Ali mengisahkan seorang ibu yang menyerah-
anak-anaknya kepada orang lain karena terdesak oleh faktor Inomi; Anakku karya J.E. Tatengkeng bercerita tentang kasih
tng seorang ayah terhadap anaknya yang telah mati; Novel Salah Asuhan karya Abdul Muis berkisah tentang kasih sayang yang berlebihan, sehingga anaknya jadi sombong, pemboros, i idak saleh, dan tidak menghormati orang tua.
Sebelum memberikan kasih sayangnya kepada orang lain, ludah barang tentu orang tersebut terlebih dahulu harus bisa memberikan kasih sayangnya pada diri sendiri secara wajlar. Kondisi demikian sudah diajarkan dalam ajaran Islam melalui riwayat perjalanan Nabi Muhammad saw ketika hendak ke Mekah. Pada waktu itu bulan puasa, tidak sedikit tentara yang sudah letih, maka beliau meminta semangkuk air. Air tersebutt dipertunjukkan kepada umum lalu diminumnya agar dapalj diikuti oleh para pengikutnya. Ketika diketahui di antara mereka masih ada yang tetap berpuasa, maka marahlah beliau sarayal
bersabda, "Mereka bermaksiat..... mereka bermaksiat!'
Kemudian, ketika Nabi melihat banyak orang berkerumunj dengan mengembangkan sehelai kain untuk melindungi salah] seorang yang terlentang di jalan dari terik matahari, Nabfl bertanya, "Kenapa orang ini?" "Musafir sedang berpuasa ya Rasulullah," jawab mereka. Lalu Nabi berkata, "Tidak bail! berpuasa sementara musafir. Terimalah dispensasi Allah itu dan jangan disia-siakan."

Peristiwa di atas mengandung pengertian bahwa kasih sayang dalam ajaran Islam ditempatkan pada posisi yang cukup tinggi, meskipun dibandingkan dengan peribadatan. Seperti yang dicontohkan tadi bahwa seorang yang melakukan ibadah puasa dianggap bermaksiat ketika dalam kondisi kecapaian masih melakukannya. Hal semacam itu dianggap menyiksa diri yang berarti tidak memiliki rasa kasih sayang pada diri sendiri.

Cinta amat penting dalam kehidupan manusia. Hidup tanpa cinta itu kosong. Belumlah sempurna jika hidup seseorang tidak pernah dihampiri atau dihinggapi perasaan cinta. Karena hidup manusia di dunia ini tidak hanya seorang diri, melainkan selalu melibatkan pihak lain. Istilah cinta tersebut harus diartikan sebagai yang "mencintai' dan yang "dicintai". Adapun pihak lain yang dimaksud bukan hanya orang lain, malainkan juga benda-benda atau makhluk lain. Bukankah agama juga mengajarkan demikian?

Karena cinta itulah maka kehidupan ini ada. Manusia itu berbuat atau melakukan sesuatu karena dorongan perasaan cinta. Bukan hanya manusia, bahkan binatang-binatang pun sesungguh-berbuat sesuatu karena dorongan perasaan cinta, Hanya bedany a, manusia berbuat sesuatu karena kesadaran atau akalnya, sedangkan binatang berbuat karena nalurinya. Pada hakatnya cintalah yang terdapat pada asal mula dari hidup,
i uiang-kurangnya rasa cinta akan diri sendiri (Leahy, 1934
.n Widagdho,* 1991:57).
alam diri manusia terdapat dua hal yang dapat menggerakkan perilaku, yaitu akal-budi dan nafsu. Perasaan cinta dapat digaruhi oleh dua sumber tersebut, yaitu perasaan cinta yang akkan oleh akal dan budi, serta perasaan cinta yang dilakukan oleh nafsu. Cinta pertama disebut tanpa pamrih  , sedangkan yang kedua cinta nafsu atau cinta pamrih. tanpa pamrih adalah cinta kebaikan hati, sedangkan  cinta nafsu disebut cintau tilitaris atau yangbermanin artinya mengindahkan kepentingan diri sendiri (ada udangdibalik batu).

Sesuai dengan tugas manusia sebagai pengemban nilai moral, manusia seharusnya selalu berusaha agar perasaan cinta yang tumbuh dalam hati tidak jatuh ke lembah cinta yang tidak sesuai dengan kemanusiaan. Jangan sampai cinta yang  harusnya tanpa pamrih jatuh ke lembah cinta nafsu, apalagi limpai tak bermoral dan kelewat batas. Hal tersebut harus dihindari

Perasaan cinta antar sesama hendaknya berangkat dari dasar i asa "tepa selira'5. Dalam cinta kasih atau cinta sejati tidak ada Kehendak untuk memiliki, apalagi menguasai. Yang ada hanyalah rasa solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan diMigan yang dicintai dan tumbuh secara wajar serta bersifat aikarela. Cinta kasih sejati tidak ada hubungannya dengan kenikmatan atau keinginan (Lutyens, 1969, Widagdho, 1991: 58). Menurut Moh. Said cinta kasih atau cinta sejati tidak nicnimbulkan kewajiban, melainkan tanggung jawab, tidak menuntut balas, lebih banyak memberi daripada menerima. Jadi cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan, yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusi bukan karena dorongan suatu kepentingan, melainkan atas dasar kesadaran bahwa pada hakekatnya kemanusiaan itu satu.

Cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan se- bangsanya. Yang ada adalah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada orang yang dicintai, karena dirinya adalah diri kita. Dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah gembira kita. Bagl cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan, ketidakl mampuan membahagiakan atau meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.
B.   Kemesraan
Kata "kemesraan" berasal dari kata dasar "mesra'Y yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hu bungan akrab antara pria dan wanita atau suami istri. Atau dengad kata lain, kemesraan merupakan perwujudan kasih yang telali mendalam. Simaklah syair lagu berikut yang mengandung ungkapan kemesraan:
Rasa sayangku
Rasacintaku
Tak terhingga
Yang kuberikan
Indah hari-hari ku
Indah waktu ku...kini
Sejak kau bersamaku...uh..
Tak ada karang yang tak pecah
Bila kita saling bicara
Tak akan ada kuncup yang merekah
Bila kita mampu menjaga
Berwamanya hidup ini
<nta Kasih
ii l my a dinmu didiriku I 1111 a 11 ah diriku untuk selamany a Milikilah diriku untuk selamanya 1lupuslah semua rasa curiga i lapuslah semua rasa takpercaya... ntara kita...
I landingkan dengan ungkapan-ungkapan mesra berikut:
Rambutmu bak mayang terurai Matamu bak bintang kejora Alismu bak bulan sabit Bibirmu bak delima merekah
FiIsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya Ma’wa Kasih mengatakan seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara tulus, ia terlempar ke luar dari cinta diri. la mulai hidup untuk Bring lain. Pernyataan ini dilukiskan para sastrawan terkenal di berbagai belahan dunia dalam bentuk kisah cinta antara pria dan wanita, seperti: Kisah Romeo and Juliet oleh W. Shakespeare Kisah Rara Mendut dan Pranacitra oleh Ayip Rosidi Kisah Sampek Ing Tai berasal dari mitos Cina Kisah Rama dan Sinta dalam Ramayana
Yose Ortega Y. Gasset dalam On Love mengatakan bahwa di kcdalaman sanubari seorang pecinta merasa dirinya bersatu ttnpa syarat dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersa-maan yang mendasar, dan melibatkan seluruh eksistensinya.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas seni, antara inn seni sastra (Siti Nurbaya, Siti Nurjanah, Ramayana dsb.); « m tari {Karonsih, Gatotkaca Gandrung dari Jawa Tengah, \ ii tak dari Jawa Barat); Seni Musik {Berartinya Dirimu ciptaan Anang/Alfin, Selalu Untuk Selamany a oleh Capung/Fatur, Ter-pesona oleh Andre Manika); Puisi (Cintaku Jauh di Pulau oleh Chairil Anwar, Buah Rindu oleh Amir Hamzah); Film (SitiNuA bay a, Kara Mendut-Pranacitra, Love Story, Joko Taruh, Gadft Penakluk); Drama (Tigor, Pacar).

Berbagai kasus kemesraan perlu dianalisis, digali nilai, norma dan moral yang terkandung di dalamnya. Penelaahan ini peril dilakukan untuk meningkatkan daya apresiasi masyarakat yang tengah memasuki era globalisasi, sehingga pemahaman terhadap karya seni tidak hanya dipandang dari aspek tampilan luarnya yang terkadang mengundang pemahaman masyarakat awam yang cenderung negatif. Para seniman juga harus dapat berkaryl yang lebih berkualitas, sehingga dapat menumbuh-kembangkal daya kreativitas. Akhirnya, eksistensi karya seni selain dapat meml berikan hiburan juga mampu memberikan tambahan wawasail ilmu pengetahuan, yang berdampak positif bagi pola berpikil masyarakat dalam menghadapi hidup dan kehidupannya.
Dalam melukiskan adegan kemesraan, kita tidak dapat lepal dari kemesraan yang dianggap oleh orang awam "porno". Misall nya: transaksi karya Umar Nur Zain, menceritakan seorang pejal bat yang bersedia memberi ongkos pengobatan bagi anak seoran J wanita muda, dengan syarat mau melayaninya di hotel semalanl suntuk, Cerpen yang cenderung "porno" di atas membawa peml baca untuk merenungi konstelasi kehidupan sosial (suatu garni baran kernewahan yang berdampingan dengan kemiskinanl kepalsuan orang berduit yang berlagak "dermawan"). Banding! kan dengan judul-judul film nasional selama ini, seperti: BerX gairah di Puncak, Akibat Bebas Sex, Janda Kembang, dan seJ bagainya. Judul-judul film tersebut lebih banyak berbau "porno"! yang bahkan sekarang ini banyak pula diangkat dalam bentull sinetron sehingga penontonnya pun tak terbatasi. Jika tayanganl seperti ini tidak dibarengi dengan pendewasaan berapresiasi padal masyarakat, apa yang akan dipahami oleh mereka?
kemesraan memang bagian dari hidup manusia, yang dalam
  hidupan manusia terdapat banyak kasus. Kemesraan dapat m. mbangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan
nenikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, ukis, film, dan sebagainya. Akan tetapi, lukisan dalam ben-in budaya seperti itu harus dipahami kandungan nilai-nilai
  111« lupannya, moral pelakunya, kebobrokan sosialnya, dan ke» >• i.il. .idilannya. Dengan demikian, para cendikia wajib mengada-•iii | >ikngkajian agar dirinya tidak terkungkung dalam bidangnya.
ircn a keasyik-masyukan di muka bumi ini bila tidak terkontrol i miming menyesatkan. Dalam Qur'an surat Al-An'am, ayat \llah juga telah berfirman: "Dan jikalau karnu menuruti fh mikiran, pendapat) kebanyakan orang-orang yang ada di bumi (daripara ahli ilrnu);ni$caya mereka itu akan menyesatkan kamu dari agama Allah. Sebabt sebenarnya mereka itu tidak Lit a (pemikirannya) hanyalah persangkaan belaka.Dan mereka Udak lain hanyalah orang-orang yang mendustakan agama
Wah." Hal itu berarti bahwa daya kreativitas yang diilhami Dlch kisah-kisah kemesraan perlu dilandasi rambu-rambu  iman kepadaTuhan


.
  Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. !'• mujaan kepada Tuhan ini adalah inti, nilai, dan makna kehi-dupan yang sebenarnya. Dalam Al-Qur'an, surat Al-Furqan, ayat 59 M) difirmankan, "Dia (Tuhan) telah menciptakan langitdan humi serta apa saja diantara keduanya dalam enam rangkaian FN ua, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha Ptngasih, Maha Penyayang, maka tanyakanlah kepada-Nya h mtang persoalan apa saja yang perlu diketahui. " Dilanjutkan pula ayat 60, yang ditegaskan agar "mereka (manusia) sujudlah
ula Tuhan Yang Maha Pengasih. " 38                                                                                       Manusia dan Fenomena Budam

Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur sel galanya bila manusia mengabaikan segala perintah-Nya. Karen! itu, rasa takut selalu menghantui kehidupan manusia. Untui menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Rasa takuj tersebut pada zaman nenek moyang sudah ada seperti yang terl cermin pada berbagai bentuk pemujaan, yang sampai sekaranl masih ada peninggalannya. Lebih lanjut, kesadaran pemahamail mi juga ditegaskan dalam Al-Qur'an, surat Al-Mu'min, ayal 84, yang difirmankan sebagai berikut: "Makatatkala merekcL melihat azab Kami mereka berkata: "Kami heriman hanya kepadm Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-semhahan yan* telah kami persekutukannya dengan Allah, " Sedangkan, dalarJ Injil surat Rum, ayat 1-2 dinyatakan "Muliakanlah Dia sebagai Allah atau mengucapkan syukur kepada-Nya. "
Hal di atas membuktikan bahwa pemujaan kepada Tuhan adalai bagian dari kehidupan manusia, karena Tuhan pencipta alanl semesta termasuk manusia itu sendiri. Penciptaan alam semest I itu sendiri untuk manusia. Menurut Talcott Parson, ada tiga mal salah hakiki yang selalu menghantui manusia: 1). Adanya ketil dakmengertian orang dalam menghadapi masalah kematian, benl cana alam, kesakitan, dan Iain-lain; 2). Kemampuannya yang terl batas menghadapi masalah tersebut; 3). Kelangkaan hal-hal yan J bisa memberikan kepuasan.

Reaksi dari ketiga masalah tersebut kalau tidak disalurkaJ atau ditanggulangi dapat mendorong manusia bertindak asosial dan antisosial. Pemujaan dapat berperan dalam menyalurkanj menanggulangi hal-hal tersebut. Jadi, dengan pemujaan manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhan untuk mengatasi masalah! masalah hakiki, seperti memohon ampunan dosa, atau memohoil sesuatu. Adapun cara pemujaannya tergantung pada agamal kepercayaan, kondisi dan situasinya. Misalnya orang melakukam sembayang ada yang bisa dilakukan di rumah, di masjid, gereja, pira, candi, atau bahkan pada tempat-tempat yang dianggap keramat. Semua itu merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.

Pemujaan merupakan implementasi dan pengakuan manusia .isi kebesaran Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari orang sering diigatakan: "manusia berusaha Tuhan jualah yang menentukan", Hidup dan rnati itu ditangan Tuhan", "Tuhan telah menggaris-auiiya", dan Iain-lain. Untuk itu, manusia selalu memohon ampunan dari segala dosa-dosanya, memohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang pnar, dan Iain-lain.
Cinta manusia terhadap Tuhan adalah cinta yang mutlak.
Tuhan itu Maha Rahim dan Maha Rahman, apabila setiap hari nanusia selalu memuja kebesaran-Nya dan memohon apa yang dinginkan, Tuhan akan selalu mengabulkan permintaan umat-

Dalam hadits Muttafaqun' ala ih disebutkan: ''Barang siapa i ang menghubungkan Aku, maka Allah akan menghubungkan-\ | a, dan bar ang siapa yang memutuskan Aku, maka Allah akan memutuskannya." Rasulullah saw. juga pernahbersabda: "Ber-Hlkwalah engkau di mana saja engkau berada. Ikutilah per-huiitan buruk dengan perbuatan baik. Perbuatan baikbisa meng-it.i[>us perbuatan buruk dan pergaulilah manusia dengan budi i h 'kcrtiyang baik " (Hadits Riwayat Ahmad dan Turmudzi, dari Mu adz, Hadits Sahih).

Di Tempat dan Berbagai Manifestasi Pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura, dan Iain-lain merupakan tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap i uhan. Disitulah manusia menganggap Tuhan berada. Kareria-
bagi pemeluk agama Islam akan menamakan masjid sebagai rumah Allah", sehingga wajar jika tempat-tempat peribadatan dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masingl masing. Kemudian tempat tersebut dianggap suci, maka tidaklali pantas dan tidak wajar bila tempat-tempat itu dipergunakan untui segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan nama Tuhan.

Masyarakat yang berhasil membangun tempat pemujaal sebesar dan seindah mungkin merupakan kebanggaan tersendiril karena dianggap sebagai sarana komunikasi dengan Tuhan ataj yang dianggap Tuhan, Kebanggaan tersebut adalah rasl kepuasan batin akan kemaksimalan cintanya, pengabdiannya kepada Tuhan, seperti masjid Istiqal, candi Borobudur, candl Prambanan, bangunan-bangunan gereja yang megah, dail berbagai tempat peribadatan lain. Semua itu merupakan buktl kemaksimalan suatu bangsa demi kecintaannya kepada Tuhanl Perilaku seperti itu, tentu saja, perlu dibarengi dengan tindakanl tindakan peribadatan nyata, sesuai dengan ajaran-Nya.

Dengan demikian, dibangunnya tempat-tempat peribadatan atau pemujaan kepada Tuhan akan memiliki fungsi tersendirl bagi kehidupan manusia di dalam menghadapi hidup dan kel hidupannya, antara lain: pertama, memberi dukungan emosionai dan moral; kedua, memberi sarana hubungan transendentalj ketiga, mengkramatkan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat J keempat, memberi identitas pada individu dan kelompok; dail kelitna, erat hubungannya dengan siklus pertumbuhaii (lifl cycle),

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lafadz ‘amm dan Khash

kaedah ad-dharûrah yuzalu

Dzahir Dalalah dan Khafi Dalalah