Tugas Individu Ulumul Hadits
2.
Pendapat Ulama tentang mana yang lebih unggul keshahihan Imam al-Bukhari dan
Muslim
Imam Muslim,
sebagaimana dikatakan oleh Prof. Mustafa ‘Adzami dalam bukunya Studies in
Hadith Methodology and Literature, mengambil keuntungan dari Shahih Bukhari,
kemudian menyusun karyanya sendiri, yang tentu saja secara metodologis
dipengaruhi karya al-Bukhari.
Antara al-Bukhari dan
Muslim, dalam dunia hadits memiliki kesetaraan dalam keshahihan hadits,
walaupun hadits al-Bukhari dinilai memiliki keunggulan setingkat. Namun, kedua
kitab hadits tersebut mendapatkan gelar sebagai as-Shahihain.
Sebenarnya para ulama
berbeda pendapat mana yang lebih unggul antara Shahih Muslim dengan Shahih
Bukhari. Jumhur Muhadditsun berpendapat, Shahihul Bukhari lebih unggul,
sedangkan sejumlah ulama Marokko dan yang lain lebih mengunggulkan Shahih
Muslim. Hal ini menunjukkan, sebenarnya perbedaannya sangatlah sedikit, dan
walaupun itu terjadi, hanyalah pada sistematika penulisannya saja, serta
perbandingan antara tema dan isinya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar
mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas Shahih Muslim, antara lain, karena
Al-Bukhari mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural
sebagai guru dan murid dalam hadits Mu’an’an; agar dapat dihukumi bahwa
sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan
"kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya
tadlis.
Al-Bukhari mentakhrij
hadits yang diterima para perawi tsaqqat derajat utama dari segi hafalan dan
keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadits dari rawi derajat berikutnya
dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua
dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur
Muslim lebih banyak dibanding kepada al-Bukhari.
Sementara pendapat
yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan — sebagaimana dijelaskan
Ibnu Hajar —, bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan
redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa
kehidupan guru-gurunya. Beliau juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi
judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Namun prinsipnya,
tidak semua hadits Bukhari lebih shahih ketimbang hadits Muslim dan sebaliknya.
Hanya pada umumnya keshahihan hadits riwayat Bukhari itu lebih tinggi
derajatnya daripada keshahihan hadits dalam Shahih Muslim.
7. Urgensi
Mempelajari Hadits
Manfaat ilmu hadits sangat besar dan
penting bagi umat Islam seluruhnya. Karena keberadaannya sangat menentukan
terhadap pemakaian nash-nash sebagai pedoman beramal. Jika kita simak para imam
atau ulama hadits, maka cukuplah kata-kata mereka sebagai sugesti untuk itu.
Imam Sufyan Ats-Tsaury berkata, “Saya tidak mengenal ilmu yang lebih utama bagi
orang yang berhasrat menundukkan wajahnya di hadapan Allah selain dari pada
ilmu hadits. Orang-orang sangat memerlukan ilmu ini sampai kepada soal soal
kecil sekalipun, seperti makan dan minum memerlukan petunjuk dari al hadits.
Mempelajari ilmu hadits lebih utama daripada menjalankan shalat dan puasa
sunnat karena mempelajari ilmu ini adalah fardlu kifayah sedang shalat dan
puasa sunnat adalah sunat”.
Kemudian Imam Syafi’i juga berkata,
“Demi umurku. Ilmu hadits ini termasuk tiang agama yang paling kokoh dan
keyakinan yang paling teguh. Tidak digemari selain oleh orang-orang jujur lagi
taqwa, dan tidak dibenci selain oleh orang-orang munafiq”.
Al Hakim juga menandaskan, “Andaikata
tidak banyak orang yang menghafal sanad hadits, niscaya menara Islam roboh dan
niscaya para ahli bid’ah berkiprah membuat hadits palsu (maudhu’) dan
memutarbalikkan sanad”.
Mempelajari
ilmu hadits paling tidak akan mendapatkan tiga sasaran utama:
Pertama, agar seseorang memiliki dasar
pengetahuan tentang suatu hadits yang bersandar kepada Nabi saw dan yang tidak
memiliki sandaran.
Kedua, seseorang akan mengetahui mana
hadits dan mana yang bukan hadits.
Ketiga, seseorang akan mendapatkan ilmu
pengetahuan dari sisi hukum apakah suatu hadits dapat diterima sebagai hujah (maqbul)
ataukah tertolak (mardud) .
5. Pengertian macam-macam Kitab Hadits
:
- Al-Jami’
Kitab
al-jami’ adalah kitab hadis yang memuat seluruh bab dalam syariat,
sehingga kitab ini mencakup bab akidah, iman, fikih, muamalah, adab, tafsir, sejarah, fadhail
a’mal (keutamaan amal), zuhud, dan bab-bab lainnya. Contoh kitab yang
berbentuk al-jami’ adalah kitab Al-Jami’ Ash-Shahih karya Imam
Al-Bukhari, atau yang sering dikenal dengan Shahih Al-Bukhari.
- Musnad
Musnad adalah kitab hadis yang ditulis berdasarkan
urutan nama sahabat. Kitab ini mengumpulkan beberapa riwayat dari tiap sahabat,
tanpa memandang sistematika judul bab, sebagaimana kandungan hadis. Misalnya,
dikumpulkan hadis riwayat Abu Bakar, Abu Hurairah, Utsman, dan lainnya. Maka,
semua hadis riwayat Abu Bakar dijadikan satu, baik dalam masalah akidah, fikih,
adab, dan seterusnya. Kemudian, hadis-hadis Abu Hurairah juga dijadikan satu,
kemudian hadis sahabat lainnya, tanpa memandang kesesuaian urutan bab. Contoh
kitab musnad adalah Musnad Imam Ahmad.
- Mu’jam
Mu’jam adalah kitab kumpulan hadis yang
ditulis berdasarkan urutan nama guru yang menjadi asal penulis mendapatkan
hadis tersebut. Misalnya, penulisan hadis diurutkan dari guru penulis yang
bernama Ahmad, kemudian Ibrahim, dan seterusnya, tanpa memandang isi dan perawi
dari sahabat. Contoh kitab mu’jam adalah Al-Mu’jam Ash-Shaghir
karya Ath-Thabrani.
- Mustadrak
Mustadrak adalah kitab hadis yang mengumpulkan
hadis-hadis yang tidak dicantumkan dalam kitab hadis yang lain. Padahal, hadis
ini sesuai dengan persyaratan penulisan hadis di kitab tersebut. Contoh: kitab Al-Mustadrak
‘ala Shahihaini, karya Imam Al-Hakim. Dalam kitab ini, dikumpulkan
hadis-hadis yang tidak terdapat dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim,
padahal hadis ini sesuai standar keabsahan dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan
Muslim.
- Sunan
Kitab
sunan adalah kitab kumpulan hadis yang ditulis berdasarkan urutan bab
fikih. Contoh: Kitab Sunan Abu Daud, Sunan An-Nasa’i, Sunan
Ibnu Majah, Sunan Ad-Darimi, dan yang lainnya.
Mengapa Hadist penting bagi umat islam ?
BalasHapus