TEORI SOSIOLOGI


TEORI SOSIOLOGI
 
tu analisa tersendiri mengenai masyarakat, akan tetapi untuk me-ngembangkan suatu filsafat politik. Dengan demikian, maka pen-tingnya adalah terutama bagi perkembangan politik serta etika, dan bukan bagi perkembangan ilmiah. Mereka bertujuan untuk meng-ungkapkan mengenai asal sosial dari posisi politik atas dasar data empiris yang terlalu terbatas, sehingga yang teijadi bukanlah proses pengujian hipotesa, akan tetapi penyajian asumsi-asumsi yang bersi-fat apriori. Kecenderungan itu sangat diperkuat oleh kepentingan untuk mempertahankan posisi politik. Dengan demikian Hobbes dan Locke mengambil contoh orang-orang Indian di Amerika Seri-kat yang merupakan suatu masyarakat prapolitis. Akan tetapi Hobbes menyatakan bahwa mereka hidup dalam kebiadaban, se-dangkan Locke beranggapan bahwa kebaikan-kebaikan muncul dari kehidupan  alamiah yang penuh  kedamaian itu.
Walaupun pusat perhatian para ahli filsafat kontrak sosial ber-sifat politis, akan tetapi perlu dicatat bahwa sumbangannya bagi perkembangan sosiologi, adalah penekanannya pada pemisahan an-tara masyarakat dengan pemerintahnya. Pemisahan tersebut dinyata-kan secara implisit di dalam pernyataan Hobbes bahwa dasar ma­syarakat politik adalah kesatuan manusia dalam masyarakat, dan bukan bentuk-bentuk pemerintah tertentu. Mengenai Locke dan Rousseau, Blau dan Moore berpendapat sebagai berikut (Peter M. Blau  dan Joan W.  Moore  1972:   6)
"It clearly underlies Locke's thesis that the preservation of or­ganized society, without which 'natural' rights cannot prevail, may even justify a revolution against the existing government. And Rousseau's concept of the general will, which he consi­dered the root of the people's sovereign power and which he juxtaposed to the political government, anticipates the socio­logical concept of common value  orientation." Di dalam abad ke-19 pembedaan antara studi politis terhadap pemerintah dan studi sosiologis terhadap masyarakat, secara ekspli-sit dipisahkan dan pemisahan tersebut diterima secara luas. Claude Henri  de  Saint-Simon mengajukan pembentukan suatu ilmu yang baru. Ilmu yang baru tersebut mengembangkan suatu studi sistema-tis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam situasi-situasi sosial dan ekonomis, sebagai akibat dari revolusi industri dan per­kembangan ilmiah. Tujuan dari ilmu itu adalah, untuk menemukan
32  TEORI SOSiOLOGI
imkuin-hukum umum bagi tercapainya kebahagiaan sosial. Dia juga berpendapat bahwa masyarakat harus diatur secara ilmiah, oleh pa­ri ilmuwan. Cita-cita Saint-Simon tersebut kemudian dikembangkan dan   diberi  nama  sosiologi  oleh  muridnya,  yaitu  Auguste  Comte.
Ajaran-ajaran Comte didasarkan pada konsepsi alamiah dari masyarakat serta perkembangannya yang progresif. Organisme sosial tersebut, sebagaimana halnya dengan manusia, terdiri dari unsur-iinsur yang secara fungsional berkaitan, untuk mencapai tujuan-tu-|uan tertentu. Bedanya dengan organisme biologis adalah, bahwa oj^anisme dapat berubah. Dengan memperkembangkan lebih lanjut konsep-konsep dari Condorcet, Saint-Simon, dan Iain-lain, Comte hcrpendapat bahwa perkembangan sejarah berlangsung melalui tiga tahap, yakni tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positif atau tahap ilmiah. Setiap aspek pokok dari jiwa manusia yaitu aspek perasaan, gerak dan intelektual, berproses secara paralel dengan ketiga tahap tersebut. Perasaan juga memberikan kekuatan motivasi perkembangan sosial, sedangkan intelektualitas prinsip pembimbing-annya.
Secara metodologis Comte menyusun suatu hierarki ilmu-ilmu pengetahuan, di mana matematika menempati posisi dasar, yang secara berurut diikuti astronomi, fisika, ilmu kimia dan biologi, ser­ta sosiologi di puncaknya. Oleh karena setiap ilmu pengetahuan merupakan prasyarat bagi ilmu yang lebih tinggi, maka menurut Comte, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang paling kom-pleks. Dia membedakannya dengan filsafat politik, oleh karena di dalam melakukan penelitian sosiologis, harus dipergunakan metode-metode pengamatan, percobaan dan perbandingan yang obyektif atau positif, sebagaimana dilakukan dalam ilmu alam. Aplikasi dari ilmu tentang masyarakat, akan menghasilkan tahap perkembangan manusia yang paling maju. Kemudian Comte juga menjelaskan peri-hal ciri-ciri suatu negara positif yang diperintah oleh pemuka-pemu-ka positivisme sosiologis. Sumbangan terbesar yang diberikan oleh Comte pada perkembangan sosiologi, adalah metodologi. Blau dan Moore berpendapat, bahwa (Peter M. Blau dan Joan W. Moore 1972:   7).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kaedah ad-dharûrah yuzalu

Lafadz ‘amm dan Khash

Ketersambungan Sanad